Kamis, 10 Februari 2011

Nothing Impossible

Aku adalah Rina aku berumur 16 tahun dan aq seorang anak terakhir dari 2 bersaudara dari keluarga yang berkecukupan dan aku tinggal di Jakarta.

Suatu Pagi hari aku terbangun dari tidurku dan berjalan ke arah jendela sambil berharap hari ini cerah,kulihat matahari yang bersinar terang aku pun segera bersiap sebelum berangkat ke sekolah,ketika sedang menyiapkan peralatan sekolahku tiba-tiba ibu memanggil "Rina,Doni! ayo cepat turun kita sarapan sama-sama" "iya,bu!"jawabku dan aku pun segera turun kakak laki-lakiku mengejek "aduh adik perempuanku dandan mulu nih" katanya iseng aku menjawab "apa sih kak ganggu aja" kami pun tertawa sejenak sampai ibuku kembali memanggil kami ”Rina,Doni! Cepat turun kenapa lama skali?” “Iya Bu” jawab kami serentak kami turun dan sarapan.

Ketika perjalanan menuju sekolah di jalan ku lihat ada orang yang kecelakaan aq berpikir kasihan sekali orang itu aq pun tak mau membayangkan jika aku yang terkena musibah itu.ketika sampai di sekolah aku masih membayangkan orang yang kecelakaan itu,ketika istirahat aq berjalan menuju kantin dengan teman baikku Santi sembari menceritakan kejadian tadi pagi Santi berkomentar “wah kasihan sekali ya orang itu” “iya” jawabku.kebetulan hari itu ada mata pelajaran pendidikan jasmani,aku mengikuti pelajaran itu dengan senang akan tetapi kesenangan itu terhenti ketika aku tiba-tiba tak sadar saat aku sedang mengambil bola volly yang terlempar keluar pagar.

Saat ku terbangun aku berada di ruang UKS sekolah bersama temanku Santi di sebelahku,aku bertanya kepada Santi “aku kenapa San?” Santi terdiam sejenak dan menjawab “kamu pingsan Rin” “ugh,kepalaku sakit” Santi melarangku untuk tidak banyak bergerak,aku pun tertidur 1 jam berlalu aku masih tertidur sampai ayah dan ibuku membangunkanku “kamu engga papa rin?” tanya ibuku cemas “aah,tidak bu Rina Cuma pingsan” jawabku sambil tersenyum untuk menghilangkan cemas ibuku.beberapa hari setelah kejadian itu tibalah waktu untuk kelasku pergi kamping,ketika acara pengarahan aku tiba-tiba tak menyadarkan diri lagi.aku di bawa ke rumah sakit terdekat dan betapa kagetnya aku ketika mendengar pebicaraan ayah dan ibuku dengan dokter yang memeriksaku ternyata ada tumor ganas di otakku dan sekarang telah seukuran buah leci, dan waktu hidupku tidak lama lagi kecuali aku mengukti operasi dengan kemungkinan berhasil yang kecil.ketika ayah dan ibuku masuk ke ruang rawatku aku berkata “bu apakah benar hidupku tidak akan lama lagi?” ibuku menjawab sambil menangis ”jangan bicara begitu,kamu pasti bisa hidup lebih lama lagi”.aku terdiam sejenak dan teringat dengan orang yang terkena kecelakaan waktu itu,ternyata aku mengalami yang lebih parah.

Beberapa hari berlalu dan tibalah waktu pengoperasianku,sebelum aku memasuki ruang operasi aku berpikir masih adakah kesempatanku untuk hidup?,berjam-jam berlalu ketika aku di ruang operasi lalu dokter keluar dari ruang operasi dan berkata kepada ayah dan ibuku “selamat bapak dan ibu anak kalian selamat!” betapa senangnya ayah dan ibuku waktu itu.setelah itu aku kembali menjalani hidupku seperti biasa,dan aku kembali teringat dengan orang yang mengalami kecelakaan itu dan bersyukur bahwa aku bisa selamat dari kejadian yang hampir mengakhiri hidupku.
Hari demi hari,minggu demi minggu kulalui sampai aku pun lulus dari SMAku dan melanjutkan ke universitas ternama di kotaku,semenjak itu aku tak pernah lelah untuk bersyukur atas rahmat dan kuasa-NYA.

.:THE END:.

Pesan moral:
Kita harus percaya bahwa kita bisa.



pesan ini di tujukan ke teman saya victorius leonard yg telah di panggil karena kanker darah(leukimia) tahun lalu,semoga jiwanya di terima di sisi Tuhan.amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar